MUTU Internasional Siap Dukung Bursa Karbon Indonesia di BEI

Mike - Rabu, 24 Mei 2023 09:33 WIB
MUTU Internasional. (Foto:Istimewa)

JAKARTA - Perdagangan karbon melalui bursa karbon yang rencananya dimulai pada September 2023 mendapat dukungan dari PT Mutuagung Lestari (MUTU Internasional.

Kesiapan dukungan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pengujian, inspeksi dan sertifikasi atau TIC ini dilakukan seiring dengan perusahan yang sudah menjadi Lembaga Validasi dan Veridikasi (LVV) Gas Rumah Kaca yang terakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) sejak tahun 2015.

Presiden Direktur MUTU International, Arifin Lambaga mengatakan sebagai perusahaan dengan bisnis Testing, Inspection, and Certification (TIC), pihaknya sudah sangat siap untuk mendukung berhasilnya implementasi bursa karbon.

Menurutnya, MUTU International sudah siap untuk menyelenggarakan penilaian kesesuaian berupa kegiatan validasi dan verifikasi berdasarkan ISO/IEC 14065:2020 General principles and requirements for bodies validating and verifying environmental information.

"MUTU Internasional memiliki ekosistem bisnis yang sesuai untuk bursa karbon yakni sudah terakreditasi sebagai LVV GRK oleh KAN. Kegiatan validasi dan verifikasi ini adalah salah satu dari bisnis utama MUTU International. Hingga saat ini, MUTU international telah menerbitkan 11 laporan validasi dan verifikasi gas rumah kaca dengan berbagai skema dan program serta terdapat 8 kegiatan yang akan dan sedang berlangsung pada tahun ini. MUTU International juga telah menerbitkan 105 sertifikat dengan skema International Sustainable Carbon Certification (ISCC) pada tahun 2022," kata Arifin, di Jakarta (22/05/2023).

Arifin menjelaskan, MUTU International melakukan validasi dan verifikasi proyek berdasarkan ISO 14064-2 yakni serangkaian sistem pengelolaan gas rumah kaca yang menyediakan program keberlanjutan bagi organisasi untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan energi dalam kegiatan usaha pelanggan.

Perusahaan tersebut juga menjadi Third Party Entry (TPE) yang melakukan validasi dan verifikasi terhadap proyek dengan mekanisme kredit bersama atau joint credit mechanism (JCM), yakni Komite Bersama antara Pemerintah Jepang dan Indonesia yang memiliki visi untuk mengurangi emisi karbon melalui penghematan energi dengan cara menerapkan teknologi efisiensi energi yang tinggi untuk kegiatan usaha di bidang industri jasa, pengolahan dan atau manufaktur.

Dia juga menyebutkan, MUTU International juga melakukan verifikasi terhadap Laporan Emisi Tahunan yang dibuat oleh Maskapai Penerbangan melalui program Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA), sebuah skema yang dibuat oleh International Civil Aviation Organization (ICAO) dalam upaya dunia internasional dalam mengurangi gas buang CO2 pada penerbangan internasional.

Sementara itu, Direktur MUTU International Irham Budiman mengatakan perusahan tersebut telah berkontribusi sebagai lembaga validasi dan verifikasi independen untuk penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon (NEK) yang memberikan penilaian terhadap Dokumen Rancangan Aksi Mitigasi (DRAM).

"MUTU Internasional sebagai Verifikator yang memberikan Penilaian terhadap laporan implementasi dan monitoring Aksi Mitigasi yang disusun oleh Penyelenggara Aksi Mitigasi pada proses Registrasi SRN PPI dan pengajuan penerbitan Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK)," ungkap Irham.

Diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang mempersiapkan bursa perdagangan karbon yang ditargetkan meluncur pada bulan September 2023 di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Salah satu yang dipersiapkan OJK adalah peraturan dan mekanisme perdagangan karbon di BEI. Bursa tersebut diatur dalam Undang-Undang No. 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan atau PPSK.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia sebelumnya mengatakan potensi karbon di Indonesia sangat besar. Namun, untuk dapat memperdagangkan karbon, perlu adanya sertifikasi konsesi lahan penghasil karbon.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perkumpulan Penilai Kesesuaian Seluruh Indonesia (ALSI), Irham Budiman mengatakan bursa karbon sangat dibutuhkan karena sejalan dengan upaya Pemerintah Indonesia untuk mencapai target nationally determined contribution (NDC) sebesar 29% - 41% pada 2030 serta net zero emission (NZE) atau emisi nol bersih pada 2060.

Kemudian pada Oktober 2021, Analisis Carbon Brief mengungkapkan, sejak tahun 1850 Indonesia menempati peringkat kelima negara penghasil emisi terbesar dunia dengan kontribusi mencapai 4 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019 mencatat, emisi karbon Indonesia mencapai 932.000 ton karbon dioksida (CO2) pada tahun 2001. Angka ini kemudian meningkat menjadi 1,15 juta ton CO2 pada tahn 2017 dan sektor energi dan kehutanan serta penggunaan lahan lainnya (FOLU) menjadi penyumbang terbesar.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada tahun 2021 menyebutkan jumlah emisi karbon dioksida yang dihasilkan di Indonesia mencapat 1.262 gigaton. Pemerintah telah menargetkan bauran energi terbarukan 23% pada 2025.

"Perlu keseriusan semua pihak untuk mengurangi emisi karbon di Tanah Air. Bursa karbon merupakan salah satu upaya yang perlu didukung dengan ekosistem bisnis di masing-masing institusi. MUTU International sebagai salah satu anggota ALSI, perkumpulan perusahaan TIC, sudah memiliki ekosistem pendukung tersebut," pungkas Irham.

PT Mutuagung Lestari (MUTU International) telah menjadi perusahaan swasta Indonesia yang terbesar dibidangnya dengan fokus bisnis pada Natural Resources dan Green Economy, Sharia Economy dan Digital Economy. Kini, MUTU International telah melakukan ekspansi dengan melebarkan sayap perusahaan hingga ke Vietnam, China, dan Jepang. MUTU sudah melayani lebih dari 4.000 pelanggan untuk layanan TIC.

Perusahan tersebut memberikan layanan pada Pengujian yakni laboratorium uji dan laboratorium kalibrasi. (Mike)

Editor: Mike

RELATED NEWS