PT Pertamina Geothermal Energy Bungkam Penggunaan Dana Hasil Global

Mike - Kamis, 20 April 2023 04:08 WIB
Jajaran Direksi Pertamina Geothermal Energy. (Foto:Istimewa)

JAKARTA - Rencana penggunaan dana hasil penerbitan surat utang global senilai US$600 - US$800 juta belum ada kejelasan dari PT Pertamina Geothermal Energy Tbk.

Dilansir dari Trenasia.com, Sekretaris PT Pertamina Geothermal Energy, Muhammad Baron mengatakan pihaknya memiliki fundamental solid dalam menjalankan bisnis panas bumi.

"PGE memiliki fundamental solid untuk menjalankan bisnis dengan operasional kuat serta profitabilitas berkelanjutan,” kata Baron, Selasa (18/04/2023).

Menurutnya, fundamental tersebut diturunkan melalui strategi bisnis unggul yaitu optimalisasi wilayah kerja panas bumi (WKP) yang ada, pengembangan area baru, dan perluasan value chain panas bumi sehingga PGE memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban keuangan termasuk membayar utang.

Dalam waktu dekat lanjut Baron, perseroan sedang menunggu pembentukan harga global bonds yang diduga untuk membayar utang jangka pendek tersebut. Dugaan itu muncul ketika TrenAsia membuka kembali prospektus saat perseroan IPO pada awal 2023. Sedangkan melalui prospektusnya, manajemen menyatakan hanya menggunakan sekitar 15% dari dana IPO Rp9,08 triliun untuk membayar utang.

Pembentukan harga surat utang yang khusus dijual untuk pasar luar negeri itu dijadwalkan pada 20 April 2023 atau saat libur Lebaran. Sejumlah kalangan mengingatkan agar PGEO berhati-hati dalam mengelola utang.

Diketahui, utang jangka pendek PGEO tercatat masih sekitar US$615,58 juta. Utang itu berdasarkan perjanjian fasilitas dan surat komitmen per 23 Juni 2021, perseroan memeroleh fasilitas kredit berupa bridge loan dengan plafon US$800 juta. Hingga akhir 2022, perseroan mencairkan pinjaman itu sebesar US$600 juta yang tercatat pada pos pinjaman bank.

Beban bunga yang dikenakan atas perjanjian itu adalah LIBOR 3 bulan ditambah marjin dan dibayarkan pada akhir periode bunga, di mana marjin untuk bulan 1-12 sekitar 0,5% untuk offshore dan 0,6% untuk onshore. Sementara marjin untuk bulan 19-24 sekitar 0,6% - 0,7%.

Dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian per 31 Desember 2021 dinyatakan bahwa fasilitas bridge loan tersebut jatuh tempo dalam 12 bulan setelah tanggal perjanjian, yakni pada Juni 2022. Namun, perseroan melakukan perpanjangan masa pinjaman, sehingga jatuh tempo menjadi Juni 2023. (Mike)

Konten ini telah tayang di Trenasia

Editor: Mike

RELATED NEWS