Transaksi Online Indonesia Juara di Asia Tenggara

Joise Bukara - Selasa, 30 November 2021 19:45 WIB

JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut potensi ekonomi dan keuangan digital Indonesia adalah yang tertinggi di Asia Tenggara.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana mengungkapkan akumulasi nilai transaksi daring atau gross merchandise value (GMV) online di Indonesia hingga November 2021 mencapai 70 miliar doilar AS atau setara Rp1.001 triliun (kurs Rp14.300 per dolar Amerika Serikat).

"GMV online Indonesia tertinggi di Asia Tenggara," kata Heru dalam Launching Roadmap Pengembangan Industri Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) 2021-2025 Selasa, (30/11), seperti dilansir dari trenasia.com.

Nilai GMV Indonesia bahkan diproyeksikan meningkat jadi US$146 miliar pada 2025. Selain Indonesia, Heru memaparkan, nilai GMV negara lain seperti Malaysia sebesar 21 miliar dolar AS pada 2021. Lalu, ada Filipina dengan 40 miliar dolar AS, Singapura 27 miliar dolar AS, Thailand 56 miliar dolar AS, dan Vietnam 57 miliar dolar Amerika.

Akumulasi nilai transaksi GMV Indonesia, menurut Heru, ditopang oleh aktivitas perdagangan di e-commerce. Saat ini, e-commerce sudah menjadi penyokong utama pertumbuhan ekonomi dan keuangan digital Indonesia dengan nilai sebesar 53 miliar dolar AS, tumbuh 52 persen dibandingkan dengan 2020 yang senilai 35 miliar dolar AS.

"Bonus demografi juga telah membawa Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki potensi tinggi dalam peningkatan ekonomi dan keuangan digital," ujarnya.

Di sisi lain, ia menuturkan sebanyak 72 persen dari konsumen baru digital atau 15 juta orang berasal dari area non-metropolitan selama 2020 hingga semester I-2021. Sehingga, secara positif menunjukkan peningkatan penetrasi digital di Tanah Air.

Sementara itu, Laporan Aktivitas E-commerce Indonesia pada Januari 2021 mencatat sebanyak 93 persen pengguna internet mencari produk atau jasa secara daring. Kemudian, 97,3 persen pengguna internet mengunjungi laman resmi e-commerce, serta 78,2 persen pengguna internet menggunakan aplikasi belanja daring di ponsel.

Sebanyak 97,1 persen pengguna internet membeli satu produk secara daring, serta 79,1 persen pengguna internet membeli produk melalui telepon genggam.

Berdasarkan laporan tersebut, Heru menyampaikan, sebagian besar pemilik usaha pun akan meningkatkan penggunaan layanan keuangan digital dalam satu hingga dua tahun ke depan.**

Editor: Joise Bukara
Tags GMVBagikan

RELATED NEWS